Banyak hal penting yang bisa dipetik dari pengalaman seseorang. Terlebih pribadi satu dengan lainnya menapaki jalan berbeda dalam menyusuri kehidupan. Sehingga diperlukan pemahaman dari sudut pandang mana kita akan melihat. Seperti cerita di bawah ini.
Jika ada seseorang yang kehilangan sepatunya di laut, maka dipastikan ia akan menulis kalimat umpatan di pinggir pantai, “Laut ini pencuri”. Di sisi laut lainnya ada seorang nelayan yang mendapatkan hasil tangkapan ikan sangat banyak pada hari tersebut. Sehingga ia akan menuliskan, “Laut ini baik hati”.
Pelaut yang berada di tengah laut dan terkena hantaman badai akan menulis “Laut ini sangat berbahaya”. Sementara seorang penyelam yang berhasil menemukan mutiara di dasar lautan membuat ia menulis kalimat,”Laut ini penuh berkah”.
Kemudian gulungan ombak besar datang, menghapus semua tulisan di pantai tersebut tanpa sisa dalam hitungan detik. Sementara lautan dan seisinya tak pernah mengeluh sedikitpun dengan semua kejadian tersebut.
Sering kali dalam bertindak, kita terlalu banyak pertimbangan dan mengkhawatirkan anggapan orang lain. Tentunya selama mengerjakan kebaikan tak ada salahnya terus melangkah, meski terkadang tidak semua kebaikan bisa diterima dan dihargai.
Ali bin Abi Thalib berkata: Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu. Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik.
“Jika datang kepadamu gangguan, jangan berpikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih perih, tapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik. Kurangi mengeluh teruslah berdoa dan berikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah mengikutimu.”