China tengah mewujudkan ambisinya untuk menjadi raksasa antariksa dunia dengan merampungkan stasiun luar angkasa baru. Diberi nama Tiangong yang artinya ‘Istana Surgawi’, stasiun luar angkasa tersebut terdiri dari lima modul utama. Modul inti bernama Tianhe yang berarti ‘Harmoni Surgawi’, telah dikirim pada April lalu dengan panjang total 16,6 meter, diameter maksimum 4,2 meter dan bobot 22,5 ton.
Menyusul modul berikutnya Tianzhou, Wentian, Shenzhou dan Mengtian yang akan dikirim bertahap dalam 10 misi penerbangan hingga akhir 2022 mendatang. Sejumlah eksperimen termasuk bidang astronomi, kedokteran luar angkasa, ilmu kehidupan luar angkasa, bioteknologi, teknologi ruang angkasa dan masih banyak lagi akan dilakukan di sini.
Tiangong memiliki desain modular, serupa dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang dioperasikan sejak tahun 1998 lalu oleh Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Kanada dan Badan Antariksa Eropa. Tiangong akan beroperasi di orbit rendah Bumi di ketinggian 340 km – 450 km dan dirancang hingga 10 tahun pemakaian bahkan lebih.
Diketahui China berambisi menjadi kekuatan luar angkasa utama di dunia pada tahun 2030. Hal tersebut dibuktikan dengan menggelontorkan dana mencapai US$ 8,9 miliar atau sekitar Rp 126,8 triliun untuk program luar angkasa pada di tahun 2020. Meski tidak berencana menggunakan stasiun luar angkasanya untuk kerja sama internasional, namun China membuka ruang kolaborasi dengan pihak lain.