Menjadi bagian dari sejarah di masa lalu, Keraton Solo atau Keraton Surakarta Hadiningrat banyak menyimpan cerita menarik dan benda seni di dalamnya. Lokasi ini wajib dikunjungi ketika sedang berkunjung ke kota Solo. Keraton seluas 5.400 meter persegi ini dibangun tahun 1745 lalu dan didesain oleh Pangeran Mangkubumi.
Ketika memasuki komplek keraton yang terdiri dari bangunan inti, Anda akan menjumpai dua alun-alun di sebelah utara dan selatan. Sekeliling keraton dibatasi dinding setinggi 3 – 5 meter dengan tebal 1 meter. Bukti seni bernilai tinggi sudah bisa dinikmati ketika memasuki area alun-alun dengan adanya dua buah patung raksasa yang dibuat pada tahun Jawa 1860 atau 1930 masehi.
Di bagian tengah alun-alun terdapat dua buah pohon beringin putih. Sebelah barat dinamakan Dewandaru (keluhuran) dan di sebelah timur bernama Jayandaru (kemenangan) yang biasa dimanfaatkan seseorang untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap raja dengan duduk di tengahnya. Sementara alun-alun sebelah selatan terdapat 3 pucuk meriam, bernama Kyai Pancawara, Kyai Swuhbrasta, Kyai Sagarawana menandai peristiwa penting yang terjadi.
Selain itu terdapat pula ruangan perpustakaan yang tidak hanya menyimpan buku-buku dan kitab-kitab Al-Qur’an, tetapi juga buku silsilah Babad tentang Raja-Raja Surakarta dan Dinasti Mataram, Sejarah Keraton dan pengetahuan tentang kebudayaan Keraton serta informasi lainnya. Termasuk koleksi surat kabar kuno.
Keraton Solo juga banyak menyimpan benda pusaka, seperti keris, pedang, tombak, wayang, tarian, kereta dan lain sebagainya peninggalan sejak kerajaan Majapahit. Benda pusaka tesebut tersimpan rapi di kamar Dalam Ageng Prabasuyasa.
Koleksi eksotis dan unik lainnya tersimpan di museum Radya Pustaka yang terdiri dari 9 ruang. Ruang pertama berisi gambar-gambar dan ukiran, lalu ruang kedua berisi benda-benda perunggu dan batik. Perlengkapan pengantin Jawa dan lainnya mengisi ruang III, sedangkan ruang IV berisi kesenian rakyat, dan terakhir benda-benda keraton disimpan di ruang IX.
Photos : Internet